Fatih dan Botol Susu Kesayangannya

Fatih terlahir 2 tahun yang lalu, cukup bulan bahkan lewat beberapa hari dari HPL (hari perkiraan lahir). ASI saya saat itu agak lebih banyak daripada saat melahirkan Ory yang prematur, tapi ternyata Baby Fatih yang sangat kuat menyusu tidak mau lepas dari nenen. Kondisi saya yang saat itu kelelahan setelah melahirkan, membuat saya memutuskan untuk memerah ASI, bisa dapat 10 ml sekali perah. Harus berhenti dulu sekitar 30 menit baru bisa diperah lagi. 

ASI perah tadi disendokkan ke mulut kecil Baby Fatih, dan dia tidak suka, kalau putus langsung nangis kejer. Dicoba pakai botol, pun nangis karena cepat habis. Sambung sufor (susu formula). Periode memerah ASI ini hanya bertahan sebulan, akhirnya full sufor. 

Sejak giginya tumbuh, Baby Fatih senang sekali menggigiti dot botol, dan makin mudah sobek setelah usianya setahun. 

Ory juga pernah melempar bola dari atas tangga, menggelinding di anak tangga menghasilkan suara yang khas. Baby Fatih tertarik. tapi yang dilemparnya bukan hanya bola, semua benda dilemparnya, termasuk botol susu, bahkan hingga salah satu di antaranya jadi bocor. 

Kalau ingin menyusu, Fatih cuma mau dari botol susu, tidak mau dari gelas bayi atau gelas biasa. Botol susu Fatih tinggal satu. Kali ini saya menemukannya di halaman belakang, dilempar dari jendela kamar atas. Dan terakhir kali saya menemukannya di tempat sampah. 

Kesal, dan sepertinya memang sudah waktunya Fatih minum susu pakai gelas. Kami pun memutuskan untuk menyapih botol susu, menggantinya dengan gelas bayi. 

Awalnya Fatih sempat nangis, tapi lama-lama mau setelah diperlihatkan botol susunya yang setu bocor dan yang satu kotor terkena sampah lain di tempat sampah. Saat bangun tengah malam minta susu pun Fatih awalnya tidak mau pakai gelas bayi. 

Fatih itu sebetulnya sudah bisa disuruh memasukkan gelas kotor ke wastafel, baju kotor ke tempat cucian dan membuang bungkus makanan ke tempat sampah. Tapi kadang kalau lagi iseng, dia tidak mau melakukannya. Setelah beberapa hari ternyata kebiasaan Fatih membanting-banting dan membuang barang juga berlaku pada gelas bayinya. Saya kembali menemukannya tergeletak di halaman belakang. 

Sekarang saya mengganti lagi gelas susunya dengan gelas biasa, bukan gelas bayi. Fatih harus minum sambil duduk, bahkan saat tengah malam minta susu pun saya memberika pakai gelas biasa. 

Sejak tidak memakai botol lagi, Fatih tidak mau tidur siang di kamar, maunya di depan tivi. Kadang di kursi panjang, kadang juga gelar karpet di bawah. Pipisnya pun tidak sesering biasanya karena saat memakai botol hampir tiap jam nyusu, malam pun beberapa kali terbangun, popoknya tidak cukup satu. Setelah pakai gelas, kadang hanya terbangun sekali, kadang malah bablas sampai pagi, dengan 1 popok saja.  

Kebutuhan cairannya saya ganti dengan memberinya minum air putih lebih banyak. Makannya pun jadi lebih banyak dan lebih sering dari biasanya, plus cemilan. 

Semoga tulisan saya di atas juga dapat menginspirasi ibu lain yang hendak menyapih anaknya dari botol susu. Reaksi setiap anak mungkin berbeda, mudah-mudahan tidak ada "drama".