Asal-Usul Suit Jempol-Telunjuk-Kelingking

Pernahkah teman-teman penasaran dengan suit Indonesia? Suit ini dikenal dengan suit jempol-telunjuk-kelingking. Berbeda dengan suit Cina gunting-kertas-batu, suit Indonesia memiliki filosofi tersendiri. Berikut adalah asal-usulnya. 



Di sebuah hutan lebat, hiduplah seekor gajah besar yang merasa dirinya tak terkalahkan karena tubuhnya yang kuat dan besar. Setiap hari, ia berjalan-jalan dengan gagah, menginjak dedaunan dan pohon kecil tanpa peduli pada makhluk lain di sekitarnya. 

Suatu saat, seorang manusia tersesat dalam hutan. Si Gajah hendak mengejarnya, manusia lari ketakutan akan terinjak. Dan gajah pun makin besar kepala merasa semua makhluk takut padanya. 

Di sisi lain, seekor semut kecil hidup di bawah akar-akar pohon, dengan hati-hati dan rajin mengumpulkan makanan bersama koloninya. 


Suatu hari, Gajah berjalan mendekati sarang semut. Dengan sombong, ia menendang tanah di sekitar sarang itu, mengganggu ketenangan para semut. “Kalian terlalu kecil dan lemah untuk melawan aku,” ejek Gajah.

Semut, yang meski kecil namun penuh kebijaksanaan, tidak membalas langsung. Ia menunggu saat yang tepat. Pada malam harinya, saat Gajah tidur, Semut kecil menyelinap masuk ke dalam belalai Gajah dan menggigitnya dari dalam. Gajah terbangun kaget dan berteriak, mencoba mengusir rasa sakit, tetapi tak mampu menyingkirkan Semut dari belalainya. Akhirnya, Gajah menyerah dan berjanji tidak akan mengganggu lagi. 


Sementara itu, manusia yang tadi tampak tidak kesulitan menghadapi semut. Dia dengan mudah mengibaskan semut dari tubuhnya, bahkan mengusir semut dengan kapur anti semut. 

Akhirnya, mereka bertiga menyadari bahwa kekuatan, kecerdasan, dan ketekunan masing-masing membawa pelajaran berbeda. Gajah bisa menang bila menginjak manusia, namun gajah juga bisa kalah bila berhadapan dengan semut. 

Setiap makhluk, sekecil atau sebesar apa pun, memiliki kekuatan dan kelemahannya sendiri. Ini juga menjadi dasar permainan suit khas Indonesia, di mana kekuatan dan kelemahan dipertukarkan dalam simbolisasi sederhana. 


Demikianlah suit jempol-telunjuk-kelingking pun lahir dari kebijaksanaan ini: Gajah (telunjuk) lebih kuat dari Manusia (jempol), Semut (kelingking) dapat mengalahkan Gajah, dan Manusia bisa mengalahkan Semut. 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url