5 Penyebab Skincare Tidak Cocok Lagi Saat Repurchase

Pernahkah teman-teman pakai skincare yang cocok banget di kulit namun saat repurchase skincare itu gak ngaruh atau bahkan tidak cocok lagi dan membuat jadi iritasi? Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perubahan kondisi kulit, reformulasi produk, atau perubahan gaya hidup dan lingkungan. Mari kita bahas beberapa alasan utama mengapa skincare yang pernah cocok mungkin tidak lagi sesuai dengan kebutuhan kulit. 


Perubahan Kondisi Kulit

Salah satu alasan paling umum mengapa skincare tidak lagi efektif adalah perubahan pada kondisi kulit. Perubahan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal, seperti:
  • Skin aging: seiring bertambahnya usia, kulit mengalami perubahan signifikan. Produksi kolagen dan elastin menurun, menyebabkan kulit menjadi lebih kering dan kurang kenyal. Produk pelembab yang cukup di usia 20-an mungkin tidak lagi memadai ketika kita memasuki usia 30-an atau 40-an. Dalam situasi ini, produk dengan bahan aktif seperti retinol atau peptide mungkin diperlukan
  • Perubahan Hormonal: hormon memiliki peran besar dalam kesehatan kulit. Saat mengalami pubertas, kehamilan, menopause, atau perubahan hormonal akibat penggunaan obat tertentu (misalnya kontrasepsi), kulit bisa menjadi lebih berminyak, lebih kering, atau lebih rentan terhadap jerawat. Jika jenis kulit berubah, produk yang digunakan sebelumnya mungkin tidak lagi dapat mengatasi masalah kulit saat ini
  • Perubahan cuaca: kondisi lingkungan juga mempengaruhi kondisi kulit. Di cuaca dingin, misalnya, kulit cenderung lebih kering karena rendahnya kelembaban udara, sehingga pelembab yang lebih kaya mungkin dibutuhkan. Sebaliknya, di cuaca panas, pelembab yang lebih ringan berbahan dasar gel bisa lebih cocok


Reformulasi Produk

Alasan lain mengapa skincare mungkin tidak lagi bekerja efektif adalah reformulasi produk. Produsen produk kecantikan sering kali mengubah formulasi produk mereka untuk menyesuaikan dengan regulasi baru, meningkatkan kualitas produk, atau mengurangi biaya produksi dengan mengganti bahan-bahan tertentu.

Meski perubahan ini seringkali kecil, bahkan perubahan komposisi sedikit saja dapat memengaruhi cara produk bekerja pada kulit. Misalnya, jika produk yang sebelumnya mengandung bahan menenangkan seperti aloe vera, tetapi kemudian bahan tersebut diganti, produk tersebut mungkin tidak lagi memberikan efek hidrasi atau penenangan yang sama, sehingga bisa menyebabkan iritasi atau penurunan efektivitas.

Oleh karena itu, selalu penting untuk memeriksa daftar bahan pada produk, terutama jika merasakan perubahan dalam tekstur, aroma, atau kinerja produk.


Penggunaan Berlebihan Bahan Aktif

Bahan aktif seperti retinoid, AHA/BHA dan vitamin C sangat efektif untuk memperbaiki kondisi kulit. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi dan bahkan merusak skin barrier.

Misalnya jika kita terlalu sering menggunakan exfoliating acid, hal ini dapat menyebabkan kulit kehilangan minyak alami, sehingga skin barrier menjadi lemah dan kulit lebih mudah mengalami peradangan. Hasilnya, kulit bisa menjadi lebih kering, lebih sensitif, dan lebih mudah berjerawat. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan bahan aktif dengan hati-hati dan seimbang agar kesehatan kulit tetap terjaga.


Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup

Perubahan lingkungan atau gaya hidup juga dapat membuat produk skincare tidak lagi efektif. Pindah ke lingkungan baru, misalnya dari daerah bercuaca panas ke daerah bercuaca dingin, dapat memengaruhi bagaimana kulit merespons produk skincare. Begitu pula dengan peningkatan polusi udara di kota-kota besar yang dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan iritasi, sehingga kulit membutuhkan produk dengan antioksidan lebih banyak.

Selain itu, pola makan dan tingkat stres juga memainkan peran besar dalam kesehatan kulit. Pola makan yang buruk, kurangnya hidrasi, atau stres tinggi dapat menyebabkan masalah kulit seperti jerawat, kulit kusam, atau peningkatan produksi minyak. Dalam kondisi ini, produk skincare mungkin tampak kurang efektif karena akar masalahnya berasal dari faktor internal.


Produk Kadaluarsa

Perhatikan tanggal kadaluarsa dan PAO (period after opening), ambil yang tercepat. Menggunakan produk yang telah kadaluarsa atau lewat PAO dapat menyebabkan iritasi atau penurunan efektivitas. Bahan aktif, seperti vitamin C atau retinol, akan mengalami degradasi seiring waktu, sehingga produk menjadi kurang efektif. Selain itu, penggunaan produk yang sudah kadaluarsa dapat meningkatkan risiko kontaminasi bakteri yang dapat membahayakan kesehatan kulit. Pastikan untuk selalu memeriksa tanggal kadaluarsa produk dan menyimpannya dengan benar.


Hubungan antara kulit dan produk skincare adalah hal yang dinamis, perubahan dari waktu ke waktu tidak dapat dihindari. Perubahan pada kondisi kulit, reformulasi produk, atau pergeseran lingkungan dan gaya hidup dapat menyebabkan produk yang dulu efektif kini tidak lagi bekerja sesuai harapan. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, kita dapat lebih mudah menyesuaikan rutinitas skincare dan menjaga kulit tetap sehat dan bercahaya.

Apakah teman-teman pernah mengalami hal yang sama? Yuk share di kolom komentar. 

This article is also provided in English on medium.com/@ceritaoryza
Next Post Previous Post
12 Comments
  • Ade UFi
    Ade UFi October 8, 2024 at 8:53 PM

    ooo iya juga ya mba, paling sebel kalau karena bahannya diganti. mgkn fungsinya sama tapi di wajah kita ga bisa terima bahan yang berbeda. Memang kalau skincare itu amannya ke dokter deh ya, biar tidak bahaya mukanya.

    • Pipit ZL ceritaoryza.com
      Pipit ZL ceritaoryza.com October 11, 2024 at 4:18 PM

      Lebih bagusnya begitu sih

  • Fenni Bungsu
    Fenni Bungsu October 8, 2024 at 11:42 PM

    Iya juga ya kalo perubahan kulit maupun kandungan si produk berubah, jadi deh gak cocok lagi dipake

    • Pipit ZL ceritaoryza.com
      Pipit ZL ceritaoryza.com October 11, 2024 at 4:18 PM

      Pernah ngalamin?

  • hani
    hani October 9, 2024 at 6:33 AM

    Musti aware ya sama kandungan pada skin care. Kadang-kadang kejadiannya, tadinya engga apa-apa, setelah dipakai 6 bulan, jadi engga cocok. Atau bisa jadi produknya bereaksi ya sama udara/bakteri...

    • Pipit ZL ceritaoryza.com
      Pipit ZL ceritaoryza.com October 11, 2024 at 4:19 PM

      Betul juga kk

  • Fera Marentika
    Fera Marentika October 9, 2024 at 11:46 PM

    Eh iya juga lho.. Pernah ni ngerasain gini, tapi waktu itu kayaknya repurchase yg kedua kalinya. Ternyata kemungkinan alasannya tuh gini ya

    • Pipit ZL ceritaoryza.com
      Pipit ZL ceritaoryza.com October 11, 2024 at 4:21 PM

      Trus gimana kak?

  • Fanny_dcatqueen
    Fanny_dcatqueen October 10, 2024 at 8:54 AM

    Pernah mba. Tp kayaknya krn perubahan kondisi kulit ku. Aku tuh tipe lamaaa kalo pake skincare. Krn sensitif, jd kalo udah cocok, biasanya itu2 aja. Kayak pas usia 20an, pake brand yg sama sampe usiaku 30an. Trus makin lama kayak jadi biasa aja di kulit, cendrung bikin kusam. Akhirnya aku ganti skincare yg utk kulit matured. Pas awal 40, ganti lagi, kali ini ke skincare yg memang anti aging. Sampe skr blm berubah sih. Msh brand Korea yg memang khusus anti aging. Ga tau deh ntr berubah lagi kapan 😄

    • Pipit ZL ceritaoryza.com
      Pipit ZL ceritaoryza.com October 11, 2024 at 4:22 PM

      👏👏 trims sharing-nya kak

  • Leyla Hana
    Leyla Hana October 11, 2024 at 1:52 PM

    Iya pernah ngalamin skincare gak cocok lagi pas pemakaian kedua. Tapi aku emang sering gonta ganti kalau habis, Alhamdulillah kulitku gak sensitif. Jadi aman-aman aja.

    • Pipit ZL ceritaoryza.com
      Pipit ZL ceritaoryza.com October 11, 2024 at 4:22 PM

      Siip

Add Comment
comment url